"Pendekatan berbasis kepercayaan sangat penting dalam membangun hubungan dengan masyarakat, terutama di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan," tegas Bripka Riri Herlianto, anggota Polsek Hantakan. Dia juga meminta orang tua, khususnya suku Dayak di wilayah binaannya, untuk lebih aktif mendukung pendidikan anak-anak mereka.
"Kita harus bergerak dengan trust, yaitu metode yang berorientasi pada pembangunan kepercayaan, baik terhadap warga maupun orangtua mereka," kata Bripka Riri dalam program HoegengCorner didetikPagi, Kamis. "Kami menekankan pentingnya peran orangtua dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka. Meski orang tua mungkin tidak memiliki pendidikan yang cukup, kami berharap agar anak-anak mereka tidak mengikuti jejak yang sama."
Melalui program Kelas Bhabinkamtibmas, Bripka Riri berusaha memberikan inspirasi kepada anak-anak suku Dayak di pedalaman agar tidak menyerah dan terus semangat dalam belajar.
Dalam upaya mendukung pendidikan anak-anak suku Dayak di Pegunungan Meratus, Bripka Riri berinisiatif untuk mendorong mereka agar terus bersekolah hingga jenjang yang lebih tinggi. Menurut ucapannya, dia tidak ingin melihat anak-anak binaannya tersebut putus di tengah jalan.
"Kami harus memotivasi adik-adik kita agar tidak berhenti sekolah. Harus ada cita-cita yang lebih tinggi yang mereka tuju, jangan sampai merasa rendah diri atau kehilangan semangat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi," ujar Bripka Riri.
Selain melakukan pendekatan sistem door to door, Bripka Riri juga aktif mendatangi setiap rumah warga untuk menyelesaikan masalah dan mendengar keluhan masyarakat, katanya.
"Dalam pelaksanaan problem solving, kami menggunakan pendekatan jemput bola, dimana kami harus siap datang ke tempat permasalahan, meski itu berada di pegunungan atau wilayah terpencil, dan harus hadir walaupun dalam kondisi subuh dini hari atau malam tengah malam dengan segala risikonya," katanya.
"Saya memiliki empat desa binaan di Kecamatan Hantakan," ujar Bripka Riri. Dia menambahkan, "Dua di antaranya, yaitu Desa Haruyan Dayak dan Desa Datar Ajab di Pegunungan Meratus, ditempati oleh mayoritas masyarakat suku Dayak."
Perjalanan dari Polsek ke dua desa tersebut cukup memakan waktu, sebab beberapa jalur yang ditempuh masih berupa jalan berbatu dan tanah, katanya.
"Desa terjauh yang tidak memiliki akses jalan berada di Handayak. Dusun-dusun di sana terpisah oleh pegunungan, dan jalan setapak yang ada hanya terbuat dari batu dan tanah merah," kata Bripka Riri dalam wawancara terpisah dengan detikcom. "Jika ingin mencapai Dusun Kumuh di Desa Haruyan Dayak, kita harus melewati bukit-bukit pegunungan. Alternatif lain adalah melewati kabupaten lain," tambahnya.
Bripka Riri menyampaikan bahwa meski kondisinya demikian, masih ada jalan alternatif yang dapat digunakan untuk menghindari pegunungan. Katanya, rute tersebut mengharuskan kita untuk memasuki jalan kabupaten lain.
"Namun, untuk mencapai tempat tersebut, Anda harus menyeberangi sungai terlebih dahulu, masuk ke hutan, dan juga menaiki pegunungan," ujarnya Bripka Riri dengan penuh informasi.
"Untuk menuju ke Desa Haruyan Dayak melalui jalan alternatif, anda akan memerlukan waktu sekitar satu setengah jam," katanya. Dia menambahkan, "Ini berarti, anda harus mengambil akses jalan alternatif yang sudah beraspal. Jarak yang harus ditempuh melewati desa adalah sekitar dua puluh kilometer untuk bisa sampai ke sana."
"Di Dusun Kumuh, Desa Haruyan Dayak, belum ada akses internet dan listrik PLN," jelasnya, dan menambahkan bahwa Bripka Riri mengatakan masyarakat setempat sangat berharap kedua fasilitas tersebut dapat segera hadir di wilayah mereka.
"Di tempat tersebut, akses internet tidak tersedia, listrik pun juga tidak, PLN juga tidak beroperasi. Selain itu, jaringan HP juga tidak ada," ujar Bripka Riri dengan tegas.
"Kelas Bhabinkamtibmas tidak digelar setiap hari," jelas Bripka Riri, yang bertugas di Polsek Hantakan dan wajib melaksanakan poket.
"Ketika selesai dengan tugas dinas dan mendapat kesempatan, kita akan melaksanakan Kelas Bhabinkamtibmas, yang berarti kita sedang melakukan tugas di luar dari tanggung jawab utama kita," ujar Bripka Riri dengan semangat.
Tak ada materi khusus yang diajarkan oleh Bripka Riri kepada para siswa, selain itu, dia hanya memberikan inspirasi bagi anak-anak untuk belajar dan meraih pendidikan setinggi-tingginya, katanya.
"Saya tidak berani untuk mengambil alih tugas seorang guru dalam hal mengajar kapasitas kepolisian," ujar Bripka Riri.