"Kami mempertimbangkan untuk mengevaluasi penggunaan senjata api di kalangan personel Polri," katanya, "Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya insiden penembakan sesama anggota di waktu yang akan datang."
"Irjen Sandi Nugroho, Kadiv Humas Polri, membenarkan bahwa Polri akan melakukan evaluasi terhadap penggunaan senjata oleh anggotanya pasca-penembakan yang dilakukan oleh eks Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang, terhadap Kasat Reskrim AKP Ryanto Ulil. Tambahnya, evaluasi tersebut akan langsung dipimpin oleh Irwasum Polri, Irjen Dedi Prasetyo."
"Kita telah mengumpulkan semua data yang nantinya akan digunakan sebagai bahan evaluasi yang lengkap. Irwasum akan memandu proses evaluasinya dan hasilnya akan disampaikan nanti," tambahnya Sandi Nugroho, yang berada di Gedung TNCC Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada hari Selasa.
"Kami akan meninjau kembali penggunaan senjata api dan bodycam oleh anggota," kata Sandi. Tambahnya, Korps Bhayangkara sangat mengapresiasi setiap masukan dari masyarakat untuk membuat perbaikan di masa depan.
"Dia berharap agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi di masa depan dan berdoa agar polisi dapat memperbaiki kinerja mereka, ujarnya."
Dua insiden penembakan yang dilakukan anggota Polisi baru-baru ini menarik perhatian publik, termasuk kasus di mana seorang polisi menembak rekan sejawatnya di Solok Selatan.
Tragedi penembakan menimpa Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari, yang tewas ditembak oleh Kabag Ops AKP Dadang Iskandar di Mapolres Solok Selatan, Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir pada Jumat dini hari. Kejadian ini bermula setelah Sat Reskrim Polres Solok Selatan berhasil mengungkap dan menjebak pelaku tambang galian C.
Kasus penembakan tersebut telah menetapkan AKP Dadang Iskandar sebagai tersangka. Dia juga terkena pasal berlapis, yang mencakup pasal pembunuhan berencana hingga pembunuhan.
Peristiwa tragis menimpa seorang siswa SMK Negeri 4 Semarang yang meninggal dunia, diduga akibat luka tembak. Tembakan tersebut diperkirakan berasal dari senjata api yang dimiliki oleh anggota kepolisian.
"Polda Jawa Tengah saat ini sedang menangani perkara tersebut, dan dalam proses penyelidikannya, Mabes Polri juga ikut serta memberikan asistensi," tambahnya.