Siti Fauziah, yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal MPR RI, menyatakan penghargaannya terhadap ide dan gagasan untuk mendorong penggunaan kebaya oleh pegawai wanita di kementerian dan lembaga pemerintahan, sebagai upaya menjaga dan melestarikan kebaya sebagai simbol identitas bangsa Indonesia.
Selama acara peluncuran buku 'Kebaya Keanggunan Yang Diwariskan', yang ditulis oleh Miranti Serad Ginanjar dan Emi Wiranto, di Ruang Pustakaloka, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, wacana tentang penggunaan kebaya di lingkungan pemerintahan muncul dan menjadi topik pembicaraan. Dua tokoh perempuan yang hadir, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dan anggota Wantimpres dan juga Pembina Tim Nasional Kebaya Indonesia Putri Kus Wisnu Wardani, sempat membicarakan hal tersebut.
"Menyampaikan pandangannya di Sekretariat Jenderal MPR RI, Siti mengungkapkan dukungannya terhadap kebijakan yang mewajibkan penggunaan kebaya setidaknya sekali sebulan di lembaga MPR. Dia meyakini bahwa ini adalah langkah penting dalam upaya melestarikan, menyayangi dan membudayakan kebaya itu sendiri," katanya pada Rabu.
"Dia menambahkan, kebaya di era modern ini tidak lagi terlalu kaku dan mengikat seperti pada zaman dahulu. Kain bukanlah satu-satunya bahan yang bisa digunakan, bahkan bahan lain juga bisa dijadikan alternatif. Intinya, desain kebaya telah berubah sesuai dengan perkembangan zaman, namun tetap tidak meninggalkan nilai-nilai estetika dan kebudayaan yang ada," katanya.
"Tibalah saatnya bagi kita, sebagai warga negara, untuk melestarikan kebaya sebagaimana kita menjaga batik, sebagai warisan nasional yang harus terus kita hargai dan lindungi. Lagi pula, ada dampak positif jangka panjang dari penggunaan kebaya ini. Yaitu, tidak hanya meningkatkan rasa cinta kita terhadap kebaya, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan UMKM yang banyak bergerak dalam produksi kebaya, mulai dari bahan kain sampai produk jadinya," katanya.
Siti Fauziah telah mengungkapkan bahwa teknis pelaksanaan penggunaan kebaya di lingkungan MPR RI akan dilaksanakan secepatnya, dengan mempertimbangkan aturan-aturan kelembagaan dan mendapatkan izin dari para Pimpinan MPR terlebih dahulu, katanya.
"MPR sangat mendukung upaya dan kegiatan pelestarian kebaya seperti peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh setiap tanggal dua puluh empat Juli dan gerakan Selasa Berkebaya yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu," katanya dalam tutup pidatonya.
Untuk diketahui, acara peluncuran buku bertajuk 'Kebaya Keanggunan Yang Diwariskan' berlangsung dengan sangat khidmat dan meriah, diisi dengan pagelaran seni tari dan talk show, serta ditambah dengan fashion show busana kebaya dengan desain yang sangat menarik.