TrandingEvery success is helped by someone behind the people
  • imgDhaka 360
  • imgSunday - December 08, 2024

"KPAI Ungkap Dukungan Terhadap Pemecatan Kepala Sekolah di Subang Menyusul Kasus Bullying Fatal"

12 Jun 22
5 mins Read
img

Seorang anak sekolah dasar di Subang menjadi korban perundungan hingga meninggal oleh kakak kelasnya, yang kemudian memicu Pemerintah Kabupaten Subang untuk menonaktifkan kepala sekolah. Langkah ini mendapatkan dukungan dari KPAI.

"Saya berpikir ini sangat cocok, tidak hanya untuk memfasilitasi proses penyelidikan, tetapi juga untuk memberikan pesan edukatif kepada pemimpin sekolah untuk lebih memperhatikan dan agresif dalam melakukan langkah-langkah pencegahan kekerasan," tutur Komisioner KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi.

Adi menekankan bahwa pentingnya pengasuhan orang tua dapat mempengaruhi anak agar tidak menjadi pelaku perundungan di lingkungan sekolah dasar. Sementara itu, KPAI masih menanti hasil penyelidikan dari pihak polisi mengenai kasus yang sedang ditangani, tambahnya.

"Penting untuk menciptakan iklan yang tidak hanya menarik, tetapi juga informatif dan relevan dengan target pasar," tambahnya dalam diskusi panel.

Jika Anda ingin melanjutkan dengan konten, mohon untuk menggulir halaman ini ke bawah.

"Kita sedang menanti hasil penyelidikan pihak kepolisian untuk memastikan apa penyebab meninggalnya anak tersebut. Bullying yang sering terjadi bahkan sampai ke jenjang SD mungkin disebabkan oleh pola asuh yang tidak baik di rumah. Anak yang diperlakukan secara kasar di rumah biasanya akan melampiaskan kemarahannya di sekolah. Selain itu, anak yang jarang mendapatkan perhatian dari orangtua bisa dengan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif," katanya.

"Dia menilai bahwa sekolah belum efektif dalam mencegah dan menangani perundungan. Bahkan, ada beberapa pihak yang melihat tindakan bullying tersebut sebagai hal yang biasa," tambahnya.

"Sekolah masih kurang optimal dalam kepedulian untuk mencegah dan menangani kekerasan, dengan masih menormalisasi 'kenakalan anak'," katanya.

"Kepala Sekolah tempat siswa menimba ilmu telah dinonaktifkan sebagai tindak lanjut dari peristiwa tersebut, dan Pj Bupati Subang, Imran, menggarisbawahi bahwa tujuannya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan," katanya.

"Saya telah menegaskan berkali-kali bahwa pemerintah Subang sangat menentang bullying," ujarnya kepada awak media di RSUD Ciereng Subang, seperti yang dilansir oleh detikJabar, "Saya pernah menyatakan bahwa jika ada kasus bullying, saya akan memecat kepala sekolah atau memindahkan anak yang terlibat, dan hari ini saya membuktikan komitmen itu dengan menonaktifkan kepala sekolah hingga proses pemeriksaan selesai."

Terkait kasus yang sedang hangat, Imran memohon kepada polisi untuk segera menyelidikinya. Saat disinggung tentang tindakan pemerintah Subang setelah peristiwa tersebut, ia mengatakan bahwa telah diadakan sosialisasi anti-bullying secara massal, namun belum memberikan hasil yang diharapkan.

"Polres harus memproses ini, kejadian ini tidak boleh lagi terulang di Subang. Kita telah melakukan sosialisasi dan advokasi anti-bullying, berarti penegakan hukum harus dilakukan," tambahnya.

"Saya akan mengadakan apel di sekolah korban besok," ujar Imran. Menurutnya, ia akan mengumpulkan tidak hanya wali murid, tetapi juga seluruh kepala sekolah untuk meninjau langsung kondisi sekolah korban.

"Saya ingin menegaskan bahwa hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Besok, saya akan mengadakan apel di sekolah korban dan mengundang semua wali murid untuk hadir, agar melihat dan merasakan bahwa kejadian ini tidak boleh terulang," katanya.

Editor Choices