TrandingEvery success is helped by someone behind the people
  • imgDhaka 360
  • imgSaturday - December 14, 2024

"Kemenkeu Ungkap JHT sebagai Solusi untuk Hidup yang Layak di Masa Pensiun"

12 Jun 22
5 mins Read
img

Sudarto, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara di Kementerian Keuangan, menyampaikan bahwa jaminan sosial adalah salah satu cara untuk memastikan pekerja mendapatkan kehidupan yang layak saat pensiun. Ujarnya, memiliki Jaminan Hari Tua (JHT) adalah mutlak bagi pekerja yang masih mendapatkan pendapatan.

"Kita semua melalui berbagai tahapan dalam kehidupan, mulai dari bersekolah, setelah sekolah, ketika kita bekerja, dan setelah kita berhenti bekerja. Setelah masa kerja, kita seharusnya tidak merasa khawatir karena ada jaminan sosial," kata Sudarto dalam suatu pernyataan tertulis pada hari Rabu.

"Sudarto menekankan pentingnya skema yang tepat untuk mempercepat perluasan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Dia mengungkapkan bahwa hingga Oktober 2024, hanya 40,83 juta dari 150 juta pekerja formal dan informal yang menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini diungkapkannya pada Social Security Summit 2024 beberapa waktu lalu."

"Pada saat ini, hanya sekitar 14 juta pekerja yang ikut dalam jaminan pensiun dan 16 juta pekerja yang ikut dalam jaminan JHT dari total 140-145 juta pekerja. Ini menjadi perhatian kita semua, karena jika tidak ada perubahan, kita dan teman-teman kita mungkin hanya akan mendapatkan bantuan sosial ketika pensiun, dan ini akan memberikan beban tambahan pada APBN," ujarnya.

Wisana, seorang peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), menunjukkan perhatiannya pada pentingnya dividen atau pendapatan untuk di masa tua, hal yang juga menjadi fokus penelitiannya.

"Ketika pekerja beranjak menuju usia senja, biaya hidup yang dikeluarkan biasanya lebih besar daripada pendapatan yang didapatkan. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa Jaminan Hari Tua (JHT) sangat penting agar pekerja dapat mempertahankan standar hidup yang layak meski tidak lagi produktif," ujarnya.

"Sebagai bagian dari tim demografi, kami sangat memperhatikan siklus hidup dan pentingnya memikirkan dividen yang kita dapatkan. Kami juga harus menyiapkan dividen dari bonus demografi yang ada," ujar I Gede.

"Para pekerja produktif yang memiliki pendapatan harus mempersiapkan hari tua, salah satunya adalah dengan JHT," ujarnya, I Gede dengan penuh semangat mendorong.

"Oleh karena itu, rencana kami adalah untuk mempersiapkan strategi yang akan memastikan bahwa penduduk produktif saat ini tidak hanya mendapatkan penghasilan yang cukup dan hidup yang layak, tetapi juga mampu mempersiapkan masa pensiun mereka. Ini akan memastikan bahwa mereka bisa memenuhi kebutuhan konsumsi mereka dari pendapatan atau hasil investasi yang telah mereka kumpulkan sejak muda," ujarnya.

Editor Choices