Di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, banjir yang sering terjadi menjadi keluhan utama warganya. Hamdan, seorang warga berusia 45 tahun, berkeinginan adanya solusi untuk masalah banjir tersebut.
Hamdan mengungkapkan bahwa rumahnya tergenang air setinggi dada orang dewasa dan dia bersama keluarganya kini terpaksa menetap sementara di SDN Kampung Melayu 02.
"Dia berharap ada cara untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi, tetapi dia juga tidak ingin rumahnya yang berlokasi di pinggiran Sungai Ciliwung harus digusur," katanya.
"Harapannya hanya satu, jangan sampai daerahnya banjir terus seperti yang terjadi di Kampung Pulo. Masyarakatnya ingin wilayahnya terbebas dari banjir, tapi juga tidak ingin tergusur. Itu karena mereka berada di tepi sungai," kata Hamdan saat berada di lokasi pengungsian SDN Kampung Melayu 02, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis.
"Dia meyakini bahwa banjir dapat dikurangi apabila bantaran sungai diberi turap, sebagaimana yang telah dilakukan di Kampung Pulo. Namun, dia berkeberatan jika harus mengosongkan rumahnya demi pelaksanaan pembangunan turap tersebut," katanya.
"Jika tidak ada tindakan penurapan, kemungkinan banjir akan kembali dan penggusuran seperti di Kampung Pulo mungkin menjadi solusi. Namun, sebagian besar warga di sini (Kebon Pala) tidak setuju dengan penggusuran," tambahnya.
Ketika ditemui di lokasi pengungsian, Sarifah (39), salah satu warga, mengungkapkan bahwa dia memilih untuk tidak kembali ke rumahnya meskipun banjir yang melanda rumahnya sudah mulai berangsur surut. Sarifah berujar, dia ingin mengantisipasi terjadinya banjir kiriman susulan.
"Sarifah mengungkapkan kekhawatirannya, 'Airnya memang sudah surut sekarang, tapi kita harus tetap berjaga-jaga karena seringkali air naik lagi setelah surut.'"
Menurut penjelasan Sarifah, dia tidak bisa langsung kembali ke rumah karena harus merawat orang tuanya yang berusia lanjut, tambahnya.
"Kami merasa takut untuk sekarang, jadi kami memutuskan untuk menunggu hingga situasi benar-benar membaik sebelum kembali ke rumah," katanya, "Karena kami memiliki lima anak dan tidak ada yang berusia lanjut di rumah kami, kami berencana untuk kembali setelah situasi surut, mungkin besok jika memungkinkan."