News
Tragedi Mengerikan: Si Jamet Habisi Nyawa Ibu dan Anak, Nikmati Rokok 15 Menit Sebelum Lakukan Kejahatan

Dalam pengungkapan kasus pembunuhan, polisi menyatakan bahwa terdapat selisih waktu 15 menit antara saat Tjong Sioe Lian alias Enci (59) dan putrinya, Eka Serlawati (35), dibunuh oleh Febri Arifin alias Jamet (31). Menurut penuturan polisi, Jamet ternyata sempat menghabiskan waktu 15 menit untuk merokok setelah membunuh Enci sebelum akhirnya ia membunuh Eka.
"Setelah melakukan pembunuhan terhadap ibunya, pelaku terlihat berada di depan rumah sambil menikmati rokok selama kurang lebih 15 menit," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Twedi Aditya Bennyahdi dalam konferensi pers di kantor pusatnya, Kamis (13/3/2025).
Sedang merenung dengan sebatang rokok di tangan, Jamet mencoba merancang strategi untuk mengaburkan jejak keterlibatannya. Adapun informasi yang didapat, saat Enci menjadi korban pembunuhan, Eka diketahui tengah berada di kamar mandi menjalankan ritual mencari pasangan hidupnya.
"Twedi mengungkapkan bahwa dia sedang berusaha mencari cara agar Eka, korban kedua, tidak mengetahui bahwa ibunya telah meninggal dunia akibat pembunuhan yang dilakukannya," katanya.
Si Jamet kembali memasuki rumah setelah 15 menit berlalu. Dia kemudian mengambil sebatang besi dan bergerak menuju kamar mandi, di mana dia memukul kepala Eka dengan besi tersebut.
"Saat melakukan pemukulan di area kepala, korban masih belum tumbang, yang berarti belum meninggal dunia. Korban sempat berteriak meminta pertolongan, sebelum dipukul kembali di bagian kepala. Untuk memastikan korban kedua tidak bertahan hidup, pelaku melakukan tindakan mencekik leher korban," lanjutnya.
Dalam upaya memastikan kematian Eka, Si Jamet lantas melakukan tindakan mencekiknya. Setelah yakin bahwa korban telah tewas, dia kemudian merapikan kamar mandi guna menghapus segala jejak.
"Selanjutnya, tersangka beranjak dan menemukan tutup toren di depan lemari es yang biasa digunakan sebagai tempat penampungan air. Dari situlah muncul ide untuk menyembunyikan korban di dalam toren tersebut. Korban kemudian dipindahkan dan diseret bergiliran dari kamar mandi," ujarnya.
Rony, anak kedua Enci, menemukan jasad ibunya dan adiknya pada tanggal 6 Maret 2025. Sebelum penemuan tragis ini, Rony telah melaporkan kehilangan mereka ke pihak kepolisian.
Kombes Twedi menginformasikan bahwa beberapa nama alias yang digunakan adalah tokoh fiktif ciptaan Si Jamet. Beberapa di antaranya adalah Kakang dan Krismartoyo, dua tokoh fiktif dukun yang diciptakan oleh tersangka.
Sehingga, Jamet ini mengaku kepada korban bahwa dia memiliki keahlian yang lebih dalam memberikan petunjuk spiritual untuk menyembuhkan orang. Selanjutnya, dia juga mengungkapkan kepada korban bahwa dia memiliki seorang teman yang bekerja sebagai dukun, yang sejatinya adalah tokoh fiktif ciptaan Jamet sendiri.